Saya terakhir ke Bali pada tahun 2007
silam. Saat itu saya 7 hari menginap di sebuah hotel berbintang dengan sebuah
kolam renang yang tergolong mewah, sempat pula merasakan kamar jutaan rupiah
permalamnya di hotel nikko yang memiliki kolam renang di sebelah laut dengan
pemadangan fantastisnya, hingga 7 hari mengikuti event di tepi Pantai Nusa dua,
tetapi tak sekalipun saya menyentuh air. Maklum, saat itu saya masih punya
status “takut air”. Saat ini. 5 tahun hampir berlalu, saya kembali ke pulau
dewata justru untuk memasuki dunia bawah airnya.
Sekitar 60% luas bumi dan 2/3
luas Indonesia adalah lautan, artinya akan ada banyak yang kita lewatkan tanpa
kita bisa berenang. Berada 10 menit di dalam air akan membuat anda bertemu
lebih banyak jenis species dibanding jika berada 1 jam di sebuah hutan. Spirit ini
membuat saya untuk belajar berenang di tahun 2008, dan mulai menjajal diving di
tahun 2011 lalu. Tak disangka pengalaman pertama diving di Aquarium Sea World
ancol Jakarta membuat saya ketagihan (baca pengalaman kacau saya sebagai diver
:di sini dengan tulisan yang juga kacau hehehe). Dari sini saya sudah bertekad menaikkan
level dengan memegang license diving.
License diving itu ibarat sebuah SIM saat anda berkendara. Di beberapa
tempat anda memang diijinkan diving
tanpa license (dengan pengawasan) tetapi saya tidak menyarankan anda menyelam
tanpa kemampuan dasar diving. Olahraga
ini bisa membuat anda terdekompresisi
(terputusnya kemampuan otak – otot akibat gelembung nitrogen), hingga
kehilangan nyawa. Bahkan saking bahayanya diving,
asuransi saya tidak mengcover
kecelakaan saat melakukannya.
Proses mendapatkan license diving itu seperti mendapatkan ijazah
sekolah, ada banyak jenis dan macamnya, ada
POSSI (persatuan olahraga selam
seluruh Indonesia) yang berafiliasi dengan CMAS italia, SSI, NAUI, atau yang
paling umum & menjadi standard dunia adalah PADI. Mana yang lebih bagus?
Semuanya bagus, yang penting anda dibimbing instruktur yang berlicense ingat ya harus instruktur, bukan
dive master. Prinsipku : belajar dari orang yang tepat akan membentuk attitude safety diving yang bagus pula,
imbasnya akan meminimalisasi resiko. Jenis kelas diving sendiri bermacam –
macam : ada jenis pengenalan (bisa disebut try scuba/discovery scuba=tidak berlicense), Open water, advance, dan lain sebagainya. Untuk pemula, saya memilih license open water, pemegang license ini diijinkan menyelam hingga
kedalaman 20 m di seluruh dunia.
Lokasi Tulamben (sumber : diveconcepts.com) |
Mendapatkan license diving itu mahalnya minta ampun (untuk ukuran kantong saya loh)
sekitar 3 – 5 juta, dengan durasi 2-5 hari. Saya perlu melakukan program penghematan,
untuk mengumpulkan modal, dan berani memulai pencarian tempat kursusnya.
Dari sebuah pameran saya punya
referensi banyak tempat kurus penyelaman, dan saya jatuh cinta dengan Tulamben
sebagai lokasi diving awal yang
sempurna. Harganya tidak jauh beda di Jakarta bonus lokasi shipwreck yang keren belum lagi itu di Bali!. Sayangnya untuk open water di Tulamben, dive center mensyaratkan minimal peserta
sebelum memulai kelas, Saya booking
di hari yang punya banyak calon peserta, walau hari yang saya pilih bertepatan
dengan lebaran Idul adha.
Sepuluh hari sebelum berangkat
saya menerima surel tentang pembatalan kelas yang saya booking, dimana dari 8 orang yang mendaftar hanya saya yang
mendaftar ulang, 7 lainnya menjadwal ulang kelasnya. Saya bisa saja ikut menjadwal
ulang, tetapi tiket pesawat sudah di tangan, hotel sudah dibooking, dan terpenting semangat sudah membuncah tak terima lagi ditunda. Saya
putuskan untuk go show dengan
melakukan janji di beberapa dive center
lewat surel.
Baru tersadar ternyata Bali punya
banyak sekali dive center, khususnya
Sanur & Nusa dua. Sayangnya (lagi-lagi) untuk diving di Tulamben, dive
center2x itu mensyaratakan minimal 2 peserta, Akhirnya saya setuju begabung
dengan dive center di Nusa dua, dimana
di hari terakhir saya dijanjikan untuk diving di Tulamben dengan catatan ada
teman lain yang bergabung.
Kelas menyelam ini dibagi 3
tahap, sesi teori didalam kelas, sesi kolam renang, dan kemudian di laut lepas.
Pada sesi teori, materi diberikan melalui video,& penjelasan langsung dari instruktur. Setiap akhir bab ada quiz, &
ujian tulis di akhir sesi. Saya seperti menjalani rangkaian test Toefl, karena
semua soal & materi disajikan dalam bahasa Inggris. Jadi jika biasanya saya jarang menghabiskan
waktu di hotel saat berlibur, kali ini setiap malam saya gunakan untuk membaca
buku manual setebal 250 halaman. Semuanya test tulis berjalan dengan mulus, walau
saya suka sulit membedakan kata sink &
float (padahal beda banget hehehe).
Pelajaran di kelas diselingi
pelajaran praktik di kolam renang. Disini saya mempraktekan tentang apa yang
saya pelajari di dalam kelas, mulai dari menyiapkan alat menyelam, bernafas melalui regulator,
berkomunikasi, mengendalikan buoyanci (naik – turun dalam air), membersihkan mask, dan menjalani berbagai kondisi
darurat lainnya. Bagi saya yang sudah akrab dengan kolam renang, belajar di
kolam renang tidak begitu menyulitkan, tetapi sesi kolam renang yang bisa
mencapai 2 jam, membuat saya capek luar biasa.
Tantangan pertama dalam sesi kolam renang adalah : memakai wet suit ! ini beneran tantangan berat untuk saya yang memiliki badan segede gaban
Pantai Nusa Dua |
Pada sesi laut lepas, 2 sesi penyelaman
awal dilakukan di laut Nusa dua pada kedalaman 10 – 12 meter. Walau semua
materi sudah saya kuasai di kolam renang, tetapi entahlah ada perasaan takut
yang menimbulkan “rasa mules di perut” setiap memasuki laut. Rasa takut
mendadak membesar saat merasakan tekanan di laut yang lebih besar. Disini saya belajar
beberapa teknik ekualisasi untuk menyesuaikan diri dengan tekanan dalam laut.
Lambat laun rasa takut & panik berangsur hilang, terlebih saat melihat
keindahan bawah laut Nusa dua. Yang unik selalu ada serombongan ikan warna-warni
yang mengerubuti, saat saya mempraktekan semua teori penyelaman. Di sesi awal
ini saya masih belum sepenuhnya menguasai kontrol badan, dimana saya bisa tiba-tiba
terangkat ke atas atau mendadak menabrak karang…bener persis kayak bebek kena
potas.
Tips menyelam : Bergeraklah dengan pelan & tetap bernafas secara teratur & dalam
Berjalan memasuki laut |
Dua sesi penyelaman terakhir adalah
ujian saya sebelum mendapat license open
water diving, disini saya juga menerima log
book yang akan berisi jam “terbang” saya dalam menyelam. Keinginan saya untuk
mendapatkan license open water diving
di Tulamben, akhirnya kesampaian juga, sepasang suami –istri asal India melengkapi quota, thanks ya. Di Tulamben kita mendapat pengalaman baru, dimana kita masuk
laut dengan berjalan dari pantai. Karakter pantai di Tulamben yang berbatu,
ombak ,pemberat 6 kg plus tabung membuat saya kesulitan berjalan masuk kedalam
air. Berkali-kali saya terjerembab, karena terpeleset & terjangan ombak, tetapi
pemandangan fantastis bangkai kapal perang amerika yang saat ini menjadi rumah
ikan raksasa membayar segalanya.
Pantai Tulamben |
Di salah satu sesi penyelaman
saya sempat merasakan panick attack, terlebih
saat memasuki bangkai kapal. Jenis wet suit pendek yang saya pakai membuat parno tergores bangkai kapal plus
kebanyakan mikir negatif, membuat saya mendadak ketakutan hingga kesulitan
bernafas. Pada posisi ini saya hanya bisa diam, mengatur nafas, hingga akhirnya
bisa menguasai diri sendiri. Dulu saya pernah heran dengan cerita seseorang yang katanya
sudah menguasai teknik penyelaman mendadak kejang-kejang saat memasuki sebuah
bangkai kapal, ternyata di sini saya
belajar bahwa akan selalu ada situasi baru disetiap penyelaman, dan kita
diharap selalu siap dan selalu menguasai diri.
Saat saya benar-benar bisa
menguasai diri, saya baru bisa menikmati dahsyatnya keindahan bawah laut Tulamben.
Di bawah kedalaman air hingga 20 meter saya sudah PD melepas masker, hingga
melepas dan mencari kembali regulator saya, atau bertukar regulator emergency dengan buddy saya, walau masih
sedikit kacau saya mulai bisa mengontrol bouyanci (pergerakan dalam air).
Finally saya merasakan hal luar biasa saat di dasar laut. Saat memandang
cahaya matahari yang masuk ke dalam laut dibalik terumbu karang yang tumbuh di
seluruh bangkai kapal perang (pemandangan terbaik yang pernah saya lihat selama
ini). membuat saya tersadar……. My life will never be the same again.
permisi mas...
BalasHapussy wahyu dari jogja..
sy punya rencana maen ke singapura..jd pengen nanya2 info ttg dsana..boleh minta alamat email ato fb nya mas..terima kasih..
Salam kenal mas, saya boleh minta refferensi bwt ngambil lisensi OWD dibali?
BalasHapuspermisi mas.,saya boleh minta no.hp instruktur diving atau diving coachnya yang ada dijakarta ga mas??.terima kasih sebelumnya.
BalasHapusSalam kenal ya AGan dan SIsta :)
BalasHapusMampir ya ke blogspot aku, banyak artikel dan hiburan menarik lho
Jangan Lupa ya^^, Terima kasih
https://tasyataipanqq.blogspot.com/2017/12/lakukan-ini-saat-miskin-maka-kamu-akan.html