Tampilkan postingan dengan label Diving. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Diving. Tampilkan semua postingan

Kamis, 08 November 2012

Perjalanan Menjadi Seorang Diver

Saya terakhir ke Bali pada tahun 2007 silam. Saat itu saya 7 hari menginap di sebuah hotel berbintang dengan sebuah kolam renang yang tergolong mewah, sempat pula merasakan kamar jutaan rupiah permalamnya di hotel nikko yang memiliki kolam renang di sebelah laut dengan pemadangan fantastisnya, hingga 7 hari mengikuti event di tepi Pantai Nusa dua, tetapi tak sekalipun saya menyentuh air. Maklum, saat itu saya masih punya status “takut air”. Saat ini. 5 tahun hampir berlalu, saya kembali ke pulau dewata justru untuk memasuki dunia bawah airnya.

Sekitar 60% luas bumi dan 2/3 luas Indonesia adalah lautan, artinya akan ada banyak yang kita lewatkan tanpa kita bisa berenang. Berada 10 menit di dalam air akan membuat anda bertemu lebih banyak jenis species dibanding jika berada 1 jam di sebuah hutan. Spirit ini membuat saya untuk belajar berenang di tahun 2008, dan mulai menjajal diving di tahun 2011 lalu. Tak disangka pengalaman pertama diving di Aquarium Sea World ancol Jakarta membuat saya ketagihan (baca pengalaman kacau saya sebagai diver :di sini dengan tulisan yang juga kacau hehehe). Dari sini saya sudah bertekad menaikkan level dengan memegang license diving.

License diving itu ibarat sebuah SIM saat anda berkendara. Di beberapa tempat anda memang diijinkan diving tanpa license (dengan pengawasan) tetapi saya tidak menyarankan anda menyelam tanpa kemampuan dasar diving. Olahraga ini bisa membuat anda terdekompresisi (terputusnya kemampuan otak – otot akibat gelembung nitrogen), hingga kehilangan nyawa. Bahkan saking bahayanya diving, asuransi saya tidak mengcover kecelakaan saat melakukannya.

Proses mendapatkan license diving itu seperti mendapatkan ijazah sekolah, ada banyak jenis dan macamnya, ada  POSSI  (persatuan olahraga selam seluruh Indonesia) yang berafiliasi dengan CMAS italia, SSI, NAUI, atau yang paling umum & menjadi standard dunia adalah PADI. Mana yang lebih bagus? Semuanya bagus, yang penting anda dibimbing instruktur yang berlicense ingat ya harus instruktur, bukan dive master. Prinsipku : belajar dari orang yang tepat akan membentuk attitude safety diving yang bagus pula, imbasnya akan meminimalisasi resiko. Jenis kelas diving sendiri bermacam – macam : ada jenis pengenalan (bisa disebut try scuba/discovery scuba=tidak berlicense), Open water, advance, dan lain  sebagainya. Untuk pemula, saya memilih license open water, pemegang license ini diijinkan menyelam hingga kedalaman 20 m di seluruh dunia.

Lokasi Tulamben (sumber : diveconcepts.com)
Mendapatkan license diving itu mahalnya minta ampun (untuk ukuran kantong saya loh) sekitar 3 – 5 juta, dengan durasi 2-5 hari. Saya perlu melakukan program penghematan, untuk mengumpulkan modal, dan berani memulai pencarian tempat kursusnya.

Dari sebuah pameran saya punya referensi banyak tempat kurus penyelaman, dan saya jatuh cinta dengan Tulamben sebagai lokasi diving awal yang sempurna. Harganya tidak jauh beda di Jakarta bonus lokasi shipwreck yang keren belum lagi itu di Bali!.  Sayangnya untuk open water di Tulamben, dive center mensyaratkan minimal peserta sebelum memulai kelas, Saya booking di hari yang punya banyak calon peserta, walau hari yang saya pilih bertepatan dengan lebaran Idul adha.

Sepuluh hari sebelum berangkat saya menerima surel tentang pembatalan kelas yang saya booking, dimana dari 8 orang yang mendaftar hanya saya yang mendaftar ulang, 7 lainnya menjadwal ulang kelasnya. Saya bisa saja ikut menjadwal ulang, tetapi tiket pesawat sudah di tangan, hotel sudah dibooking, dan terpenting semangat sudah  membuncah tak terima lagi ditunda. Saya putuskan untuk go show dengan melakukan janji di beberapa dive center lewat surel.

Baru tersadar ternyata Bali punya banyak sekali dive center, khususnya Sanur & Nusa dua. Sayangnya (lagi-lagi) untuk diving di Tulamben, dive center2x itu mensyaratakan minimal 2 peserta, Akhirnya saya setuju begabung dengan dive center di Nusa dua, dimana di hari terakhir saya dijanjikan untuk diving di Tulamben dengan catatan ada teman lain yang bergabung.

Kelas menyelam ini dibagi 3 tahap, sesi teori didalam kelas, sesi kolam renang, dan kemudian di laut lepas. Pada sesi teori, materi diberikan melalui video,& penjelasan langsung dari  instruktur. Setiap akhir bab ada quiz, & ujian tulis di akhir sesi. Saya seperti menjalani rangkaian test Toefl, karena semua soal & materi disajikan dalam bahasa Inggris.  Jadi jika biasanya saya jarang menghabiskan waktu di hotel saat berlibur, kali ini setiap malam saya gunakan untuk membaca buku manual setebal 250 halaman. Semuanya test tulis berjalan dengan mulus, walau saya suka sulit membedakan kata sink & float (padahal beda banget hehehe). 

Pelajaran di kelas diselingi pelajaran praktik di kolam renang. Disini saya mempraktekan tentang apa yang saya pelajari di dalam kelas, mulai dari menyiapkan alat menyelam, bernafas melalui regulator, berkomunikasi, mengendalikan buoyanci (naik – turun dalam air), membersihkan mask, dan menjalani berbagai kondisi darurat lainnya. Bagi saya yang sudah akrab dengan kolam renang, belajar di kolam renang tidak begitu menyulitkan, tetapi sesi kolam renang yang bisa mencapai 2 jam, membuat saya capek luar biasa.
Tantangan pertama dalam sesi kolam renang adalah : memakai wet suit ! ini beneran tantangan berat untuk saya yang memiliki badan segede gaban

Pantai Nusa Dua
Pada sesi laut lepas, 2 sesi penyelaman awal dilakukan di laut Nusa dua pada kedalaman 10 – 12 meter. Walau semua materi sudah saya kuasai di kolam renang, tetapi entahlah ada perasaan takut yang menimbulkan “rasa mules di perut” setiap memasuki laut. Rasa takut mendadak membesar saat merasakan tekanan di laut yang lebih besar. Disini saya belajar beberapa teknik ekualisasi untuk menyesuaikan diri dengan tekanan dalam laut. Lambat laun rasa takut & panik berangsur hilang, terlebih saat melihat keindahan bawah laut Nusa dua. Yang unik selalu ada serombongan ikan warna-warni yang mengerubuti, saat saya mempraktekan semua teori penyelaman. Di sesi awal ini saya masih belum sepenuhnya menguasai kontrol badan, dimana saya bisa tiba-tiba terangkat ke atas atau mendadak menabrak karang…bener persis kayak bebek kena potas.

Tips menyelam : Bergeraklah dengan pelan & tetap bernafas secara teratur & dalam
Berjalan memasuki laut
Dua sesi penyelaman terakhir adalah ujian saya sebelum mendapat license open water diving, disini saya juga menerima log book yang akan berisi jam “terbang” saya dalam menyelam. Keinginan saya untuk mendapatkan license open water diving di Tulamben, akhirnya kesampaian juga, sepasang suami –istri asal India melengkapi quota, thanks ya. Di Tulamben kita mendapat pengalaman baru, dimana kita masuk laut dengan berjalan dari pantai. Karakter pantai di Tulamben yang berbatu, ombak ,pemberat 6 kg plus tabung membuat saya kesulitan berjalan masuk kedalam air. Berkali-kali saya terjerembab, karena terpeleset & terjangan ombak, tetapi pemandangan fantastis bangkai kapal perang amerika yang saat ini menjadi rumah ikan raksasa membayar segalanya.

Pantai Tulamben
Di salah satu sesi penyelaman saya sempat merasakan panick attack, terlebih saat memasuki bangkai kapal. Jenis wet suit pendek yang saya pakai membuat parno tergores bangkai kapal plus kebanyakan mikir negatif, membuat saya mendadak ketakutan hingga kesulitan bernafas. Pada posisi ini saya hanya bisa diam, mengatur nafas, hingga akhirnya bisa menguasai diri sendiri. Dulu saya pernah heran dengan cerita seseorang yang katanya sudah menguasai teknik penyelaman mendadak kejang-kejang saat memasuki sebuah bangkai kapal, ternyata  di sini saya belajar bahwa akan selalu ada situasi baru disetiap penyelaman, dan kita diharap selalu siap dan selalu menguasai diri.

Saat saya benar-benar bisa menguasai diri, saya baru bisa menikmati dahsyatnya keindahan bawah laut Tulamben. Di bawah kedalaman air hingga 20 meter saya sudah PD melepas masker, hingga melepas dan mencari kembali regulator saya, atau bertukar regulator emergency dengan buddy saya, walau masih sedikit kacau saya mulai bisa mengontrol bouyanci (pergerakan dalam air). 

Finally saya merasakan hal luar biasa saat di dasar laut. Saat memandang cahaya matahari yang masuk ke dalam laut dibalik terumbu karang yang tumbuh di seluruh bangkai kapal perang (pemandangan terbaik yang pernah saya lihat selama ini). membuat saya tersadar……. My life will never be the same again.

Rabu, 03 Agustus 2011

Pengalaman Pertama Menyelam

Menyelam suatu kegiatan yang tak pernah tebersit dalam pikiranku sebelum 3 tahun yang lalu, bukan karena tidak tertarik, tapi karena kemampuanku dalam berenang dan aku cukup payah dalam mempelajari suatu mempelajari cabang fisik. Lalu ketika keajaiban dating dengan tiba – tiba aku bisa berenang, maka setahun terakhir ini aku pun melakukan searching untuk menjajaki olahraga menyelam. Hasil searching menemukan 2 kendala utama dalam melakukan kegiatan ini selain biaya mahal, dan diperlukan lebih banyak waktu dari yang aku miliki (baca: cuti). apalagi aku harus menemui 2 manager untuk mendapat libur 1 hari. (loh kok curhat?). Singkat kata seorang teman memberikan informasi untuk melakukan kegiatan penyelaman di sea world ancol ! Murah dan tak butuh waktu banyak tuk melakukannya.
Petujuk ini kemudian membawaku ke suatu majalah divemag yang punya program fun dive di kolam utama sea world. Berbekal Rp. 400 ribu kita sudah bisa diving di kolam utama sea world berikut instruktur, tiket masuk sea rold dan juga sewa seperangkat alat selam(dibayar tunai …loh?). Kita bisa melakukan diving hingga habisnya tabung oksigen.
Mahal? Iya jika kalian tidak tertarik dengan olehraga ini, tetapi harga ini sangat murah jika kalian memang ingin mendalami olahraga ini. Mengapa? Kolam utama Sea world, memiliki kedalaman 6 – 10 meter dengan suasana mirip kondisi lautan, cocok sekali untuk pemula. Belum lagi anda akan mendapatkan pengelaman menyelam bersama ikan - ikan berukuran besar, yang bagi pemula bisa menimbulkan kepanikan tersendiri, sehingga ini akan jadi test case yang sangat bernilai.
Singkat kata aku akhirnya melakukan kegiatan penyelamanku yang pertama Sea world pada 30 juli lalu. Tantangan pertama dalam olahraga menyelam adalah : (hehehehehe) memakai wet suit, terlebih jika anda memiliki lekuk tubuh eksotik seperti saya, membuatku sampai perlu gegoleran di ruang gantinya untuk bisa masuk kedalam wet suit. Tantangan kedua adalah membiasakan diri berenang dengan menggunakan wet suit, gak susah bahkan cenderung membuatmu lebih mudah bergerak di dalam air.
Pelajaran selanjutnya adalah berkenalan dengan ikan - ikan di kolam kecil. Iya tahu, aku kelihatan norak  dengan mengejar ikan-ikan karang, ikan manta, dan (mungkin) kerapu…. Sssst ada 1 ikan mati saat aku masuk kolam itu. Tapi kegiatan ku menjadi predator utama di kolam itu langsung berhenti ketika muncul instruktur kami. Dia melempar ikan ke kolam dan ikan - ikan yang kukejar tadi terlihat berebut mengoyak ikan yang baru dimasukkan …. Ternyata ikan2x itu adalah ikan karnivora!, dan belum selesai “melongo” beberapa ekor ikan berusaha untuk menyambar jariku, nyali langsung menciut ketika instrukturnya memberikan informasi bahwa ikan - ikan di kolam utama jauh lebih besar dari pada disini …OO
But the show must go on, Pelajaran berikutnya adalah berkenalan dengan alat - alat untuk menyelam. Yang unik adalah dimana kita harus membawa beban 1/10 dari berat badan agar aku bisa tenggelam (iya aku tahu kalo itu berat). Pada sesi ini aku juga baru tahu bahwa tabung oksigen selam memiliki tombol agar kita bisa segera mengapung, dan bla…bla…bla yang saya takut salah ceirtanya, dan membuat kalian tersesat.
Pelajaran berikutnya adalah belajar teknik menyelam, dimana seperti halnya snorkeling semua pernafasan dilakukan melalui mulut. Jika kita masih bernafas dengan menggunakan hidung, akan membuat google kita menjadi berembun dan itu fatal jika terjadi dalam air. Bernafas dengan mulut akan mudah jika kalian terbiasa berenang dengan benar atau setidaknya dah terbiasa snorkeling. Suplai udara yang masuk ke mulut berasal suatu (apa ya namanya?) yang pokoknya harus kita gigit, apapun yang terjadi jangan pernah melepas gigitan ini sepanik apapun karena itu fatal.
Yang utama dalam pelajaran menyelam adalah mengatasi telinga yang sakit, dimana perbedaan tekanan secara tiba - tiba karena kedalaman air akan membuat telinga menjadi sakit. Ada beberapa teknik dalam mengatasi ini antara lain :
1. Tutup hidung, lalu semburkan udara kuat2x
2. Telan ludah
3. Gesek-gesek gigi geraham

Dan sedikit pemanasan dikolam kecil, sedari menunggu instruktur tersebut turun lebih dulu untuk memberi makan ikan di kolam utama. lalu masuklah kita ke kolam utama. Perasaan pertama turun ke air adalah fantastis….serasa pengen teriak kegirangan…..lalu kita turun di suatu spot didepan kaca. Awal melihat kaca tersebut tak terlihat apa dibalik kaca itu. Setelah terbiasa, ternyata ada banyak orang di balik kaca itu yang menontonku, yang kemudian diikut blitz dari kamera…wow serasa selebritis.
Perasaan sok selebritisku ini rupanya hanya berlangsung sesaat, ketika gangguan sakit telinga menyerang, cara pertama kulakukan gak berhasil, cara kedua dan cara ketiga ternyata belum mampu menghilangkan rasa sakit di telingaku, serangan kepanikan mendadak muncul. Belum bisa mengatasi kepanikan mendadak muncul ikan manta berukuran besar mendekatiku, entah kenapa, ikan itu seperti anjing yang mengendus-endus badanku. Saking besarnya siripnya rasanya hampir menelan semua badanku. Aku terus mundur kebelakang berusaha menghindar hingga terpojok ke karang tapi manta itu terus “meyerangku”. Telinga sakit, ditambah “serangan” manta malah membuat kepanikan berlipat lipat ditambah lampu blitz yang makin banyak saja mengabadikan kejadian konyol ini.
Kulihat instrukturku memberikan tanda untuk tenang, dan aku pun berhenti meronta, mencoba merasakan “ciuman” manta ke badanku … baru nyadar ikan ini lucu juga …. Rasa takut hilang seiring dengan hilangnya sakit di telinga. Lalu saat kepanikanku pergi, ikan manta itu pun juga berlalu, ternyata mahkluk di sea world punya cara sendiri untuk menyapa dan menenangkan para diver baru hehehehehe.
Setelah benar – benar bisa mengendalikan keadaan aku pun lanjut menjelajah di bagian sisi lain aquarium,tepatnya bagian terowongan bawah air. Dari dalam terowongan itu kulihat orang-orang yang melambai-lambaikan tangannya kearahku, dan seharusnya kalihan lihat face mereka saat aku melambaikan tangan balik ……lalu blitz Dari kamera dimana2x dan akupun bagaikan selebritis Hollywood yang melewati para fansnya. Setelah agak lama barulah aku berfikir jangan-jangan mereka menganggapku bukan sebagai selebritis tetapi sebagai spesies baru yang perlu dilestarikan nah loh…?
Dalam menyelam sepertinya kita tidak perlu terlalu banyak bergerak, karena selain kita menjadi cepat capek, oksigen banyak terpakai, dan kita jadi tidak bisa menikmati pemadangan bawah air secara nyaman. Dan itu adalah kesalahan yang kulakukan, aku terus bergerak kesana kemari menjamah semua penghuni aquarium. Rasanya unik menyentuh kulit ikan – ikan itu, untuk informasi semua penghuni kolam utama sea world ini aman disentuh kecuali bagian mulutnya tapi jangan lakukan ini saat menyelam di laut lepas ya. Ikan pari punya sengat di ekornya dan itu bisa membunuh loh
Walau aman disentuh aku tetap takut menyentuh Hiu, dan sebuah kerapu raksasa yang sekilas mirip ikan purba. Walau hiu di kolam utama terlihat “baik hati” tetap saja aku ketakuan ketika 2 kali hampir tertabrak ikan ini. Pertama saat dia memang sepertinya sengaja menabrakku dari belakang, dan yang kedua saat dia berenang tepat dibawah badanku, sehingga aku terkena siripnya, walau dia gak galak tetap aja ngeri.
Satu lagi ikan yang mengerikan adalah Kerapu raksasa, dia diam bersembunyi dibalik puing, sempat berfikir untuk menyentuhnya tapi karena dianya diem aja, makanya jadi takut nyolek
Permainan yang seru selanjutnya adalah menjadikan penyu sebagai “kendaraan” untuk mengelilingi seluruh aquarium. Penyu ini unik dia selalu berusaha mendekati kita dan memberikan “sentuhan” disaat kita tidak melihat, tetapi jika berusaha memegang mereka, penyu2x ini berenang secepat kilat menghindar. Yang unik, ketika aku memutuskan untuk menyudahi kegiatan penyelaman hari itu, Penyu putih besar itu malah mengikutiku hingga masuk kedalam kolam kecil.  Dia pergi menjauh lagi setelah berusaha kutangkap tapi kembali muncul saat aku mulai melepas peralatan menyelamku, persis disebelahku seperti ingin aku mengejarnya lagi.
Bagi pemula, “panic attack” saat menyelam selain karena telinga sakit, dan bertemu ikan gede, juga karena mulut kering hingga tak bisa lagi menelan ludah. Bahkan saking keringnya saat menelan ludah malah membuatmu ingin muntah, tapi apapun yang terjadi jangan lepaskan tabung nafasmu.
Intinya Pengalaman pertama diving itu membuat anda ketagihan untuk melakukannya lagi! Bahkan sampai aku menulis tulisan ini, rasa senangnya masih bisa membuatku lompat-lompat seperti anak kecil. Jadi tak sabar menunggu pengalaman menyelam berikutnya.