IMAX Gandaria City XXI |
Jumat 7 mei 2012, Indonesia
memasuki masa penting bagi para pecinta film ……halah lebay….. pada tanggal itu
dibuka studio IMAX komersial pertama di Indonesia. Studio IMAX (image maximum)
ini dibuka di salah satu studio di gedung bioskop jaringan XXI, tepatnya di
Gandaria city Jakarta pusat, dan film pertama yang diputar adalah The avengers.
Sebenarnya studio IMAX pertama di Indonesia ada di theater keong mas TMII.
Studio IMAX keong mas beroperasi sejak 20 April 1984 ini hanya dikhususkan memutar
film ilmu pengetahuan, mayoritas film mengenai keindahan Indonesia. Berbeda dengan
IMAX yang ada di Gandaria city XXI, yang akan memutar film-film box office.
Saya sendiri baru berkesempatan
menyaksikan film melalui layar IMAX, awal juni lalu. Saat itu film utama yang
diputar adalah Man in Black 3, dan saya lebih memilih menyaksikan film the Avengers yang waktu itu hanya diputar
pada 1x jam tayang. Sebenarnya saya sudah nonton film The avengers, dan sudah
saya review di sini, tetapi rasa
penasaran membandingkan kualitas IMAX dengan 3D biasa, mendorong saya untuk
menyaksikan ulang film ini.
Walau sudah datang 1 jam sebelum
jam pertunjukan awal atau 5 jam lebih sebelum pertunjukan The avengers, ternyata
antrian sudah terjadi di luar studio. Saya cukup positif thinking akan
mendapatkan tiket dan berharap mereka yang mengantri bakal menyaksikan Man in
Black 3. Ternyata saya salah, walau film The Avengers sudah berumur hampir 1
bulan di studio itu, antusias mereka menyaksikan The Avengers masih cukup
tinggi, Saya mendapatkan tiket deret H masih sedikit tergolong strategis.
Hanya ada 1 studio berkapasitas + 390 tempat duduk di IMAX Gandaria city XXI, jadi manfaatkan M-TIX untuk jaminan mendapatkan tiket, mengingat antriannya yang belum menunjukkan tanda-tanda surut
Kaca mata 3D |
Awal masuk studio, kita dibagikan
kaca mata 3D. Kaca mata 3D yang kita dapat lebih besar dari ukuran normal,
sehingga sangat nyaman dipakai untuk kami yang berkaca mata. Di dalam studio
saya sudah merasakan perbedaan dari layar bioskop yang berukuran sekitar 1,5 –
2X lebih lebar dari layar bioskop biasa dan berbentuk cekung. Deretan tempat
duduk yang ada juga lebih curam dari bioskop biasa. Ukuran layar & curamnya
deretan pendek duduk memberikan sensasi gambar tanpa batas. Saking besarnya
layar, beberapa scene mengharuskan
kita sedikit menengok untuk melihat adegan yang terjadi di suatu sudut.
Perbedaan lain adalah sound system
yang diletakkan dibagian belakang, dan mereka menggunakan 2 proyektor. Trailer awal
IMAX yang diputar sebelum pertunjukan film sudah sangat menjajikan. Dengan
kualitas Gambar yang jauh lebih jernih, 3D yang lebih nyata, dan sound yang
sangat-sangat menggelegar rasanya kita sudah diberi harapan bahwa IMAX akan memberikan
nilai tambah untuk semua film yang dputar. Saya katakan 3D IMAX lebih real,
karena dalam pre-scene,serasa semua angka yang muncul dilayar menampar-nampar
muka kita.
Saking jernihnya kualitas gambar IMAX, saya harus merevisi penilaian saya tentang siapa cast The avengers pemilik p*nt*t terindah. Maaf untuk Scarlet Johansen & Chris evans, Gwyneth paltrow pemenangnya (tolong diabaikan)
Saat trailer Spiderman diputar, Saya
benar-benar merasakan sensasi berayun dari gedung-gedung bertingkat, tetapi sensasi ini justru berkurang di film
utama. Selain gambar lebih jernih, & suara yang menggelegar saya seperti
tidak melihat perbedaan kualitas Avengers dalam format 3D biasa dengan
IMAX.Kualitas sound yang menggelegar di beberapa scene malah cenderung berisik.
Saya juga tidak merasakan ada “emosi” yang saya lewatkan saat saya menonton The
Avengers versi 3D biasa. sehingga saya
tidak perlu merubah nilai saya pada film ini. Berbeda dengan saat saya melihat Avatar,
dimana saya merasakan emosi lebih saat saya menyaksikan ulang dalam versi 3D.
Saya baru melihat perbedaan
gambar kualitas 3D IMAX dengan 3D biasa saat adegan hawk eye membidik seorang
manusia kecil, yang seingat saya tidak
ada di film versi 3D biasa. Ternyata seorang kecil yang saya lihat itu adalah
penonton didepan yang sedang berdiri..hehehehe. kejadian berulang saat adegan
di pinggir laut/sungai, saya merasa ada segerombolan orang berada dipinggiran
sungai/laut itu…yang ternyata adalah penonton yang berada di barisan depan.
Akhirnya,saya setuju IMAX menghadirkan film dengan kualitas yang
lebih baik, tetapi tidak semua film bisa memberikan sensasi lebih. Jadi saya hanya
akan kembali menyaksikan film di studio IMAX khusus untuk film yang memang
sudah ada dalam bentuk IMAX, bukan yang ditransfer seperti film The Avengers
ini. Walau hasilnya di bawah ekspetasi
saya, tetapi menyaksikan film di studio IMAX sudah cukup mengupgrade status “kegaulan”.
Maksud hati ingin pamer ke teman-teman kerja di tengah kebon tebu Lampung
dengan memposting foto bioskop IMAX di
Facebook, tetapi sebagian besar malah bertanya apa itu IMAX ….. dan saya pun gagal
sombong.
Mengenai apa itu IMAX dapat di
baca di sini
Tiketnya mahal yak 100rb?:D
BalasHapusiya..... tetatpi dibanding harga bioskop di lampung yang biasa2x saja harganya dah Rp. 40 ribu, Rp. 100 ribu dah cukup masuk akal. tapi tetap pilih-pilih film jika mau nonton di IMAX
BalasHapus