Buku the naked traveler 3 menyebutkan bahwa Jambi gagap pariwisata, dan sebenarnya bukan hanya jambi yang mengalami gagap wisata contoh yang paling dekat di keseharianku adalah Lampung. Banyak lokasi bagus yang layak untuk dieksploitasi, tapi minim informasi baik sdi Internet maupun bertanya langsung dengan penduduk lampungnya sendiri informasi saja minim, apalagi infrastruktur wisatanya, beuh!
Pengalaman pertama saat kita pergi ke Teluk Kiluan, sebuah obyek wisata yang ada di urutan ke-2 setelah way kambas di katalog wisata lampung yang diletakkan di ruang tamu perusahaan tempatku bekerja. Ternyata, banyak sekali orang Lampung yang tidak tahu bahkan baru mendengar nama Teluk Kiluan . Informasi lokasi ini justru banyak kita dapat di Internet. Teluk yang konon indahnya terkenal hingga manca Negara ini juga bahkan tidak diketahui oleh penduduk yang tinggal hanya beberapa kilometer dari lokasi. Kami harus berputar – putar mencari lokasi teluk kiluan. (tunggu tulisan ini ya)
Pengalaman lebih dramatis saat aku mencari lokasi Pulau Pahawang & suatu pantai di Tanggamus. Berawal dari foto – foto di sebuah majalah arsitektur mengenai resort di Pulau Pahawang, dan sebuah foto dari teman mengenai pantai dengan batu karang berukuran besar di daerah Tanggamus, aku mencari info lokasi & jalur untuk menuju 2 lokasi itu. Pulau Pahawang masih cukup terkenal, tetapi kita tidak mendapat informasi tentang bagaimana jika kita menginap disana, atau titik spot snorkeling terbaik. Lokasi Pantai tanggamus? malah benar – benar blank.
Saking penasarannya aku pun mengontak salah satu PA (pecinta alam) Universitas di Bandar lampung, dan mereka pun juga baru mendengar nama – nama tempat yang kusebut, duh! Mungkin karena tertantang karena ada pria bulet yang jalan aja susah tapi lebih tahu lampung dari mereka yang mengaku pecinta alam, mereka serius juga mencari tahu lokasi yang kutanyakan. Hingga akhirnya mereka bilang punya informasi yang kuperlukan, maka aku pun membuat perjanjian untuk ketemu dengan mereka di kota Bandar lampung.
Pendek cerita ada orang yang kukenal, sebut saja Bunga (bukan nama sebenarnya) dan merupakan dosen di universitas itu juga, tahu planningku dengan anak-anak PA. Nah, mendadak si Bunga ini memberikan nasehat yang ajaib di depan anak-anak PA itu, katanya : “hang out” dengan pria – pria muda untuk orang seumuranku apalagi belum menikah membuatku terlihat “TIDAK NORMAL”. Aku seharusnya keluar dan bersenang-senang dengan para wanita, dan dia bersedia menunjukkan lokasi wanita cantik, yang bisa buat girang dan baik hati, yang saking baik hatinya mereka akan menemaniku tidur”. Kupikir ini bercanda, tapi beberapa hari kemudian dia mengulangi lagi nasehat ini sambil memaksaku memilih hari kita bisa melaksanakan rencana yang dia sebut sebagai cara pria normal berlibur.
Nasehat yang bisa kubalas dengan mengernyitkan dahi dan senyum kecut. Ya kalo boleh bersuudzon nasehat itu seakan mengatakan : seumuran ini kamu belum nikah, kamu gay ya? Biar jadi normal lagi Ayo kita bersenang2x dengan pelacur! (yaaa ini versi suudzonnya loh, aku tak tega meminta klarifikasi nasehatnya) dan jika komentar kalian cuma tertawa lalu bilang makanya cepet nikah mending kalian diam saja lah, buatlah kalian lebih berguna untukku….
Efeknya? Pasca pernyataan itu, entah mengapa, anak PA itu tak bisa kuhubungi lagi, ya mungkin mereka sedang naik gunung yang tak bersignal hingga saat ini. Yang pasti, gagal mendapat info lampung selatan & Tanggamus, aku dapat petunjuk untuk mengunjungi lampung barat. Semoga pencarianku disana tidak berujung pada nasehat ajaib lainnya.